Wednesday, September 9, 2009

Linus, Ancaman Bagi Microsoft

Alan Linus Torvalds dilahirkan di Helsinki, Finlandia, pada tanggal 28 Desember 1969. Dalam usianya yang ke-10, Linus mulai berkecimpung di dalam pemrograman komputer, dengan menggunakan komputer milik kakeknya, Commodore VIC-20. Komputing pun menjadi hobinya. Pada tahun 1988 Linus diterima menjadi mahasiswa di University of Helsinki, Finlandia. Pada tahun 1990, Linus memulai kelas pemograman C pertamanya. Pada tahun 1991, Linus membeli PC pertamanya,dan dia tidak puas dengan sistem operasi pada komputernya. Saat itu, komputernya menggunakan MS-DOS (Disk Operation System, sistem operasi buatan Microsoft), tapi Linus lebih cenderung untuk menggunakan sistem operasi UNIX, seperti yang digunakan pada komputer milik universitasnya. Akhirnya, dia memutuskan untuk menciptakan versi yang bisa digunakan unuk PC dari UNIX. Kerja keras selama berbulan-bulan menghasilkan cikal-bakal dari sistem operasi yang dikenal sebagai Linux, yang kelak delapan tahun kemudian dikembangkan menjadi apa yang dikatakan oleh banyak pengamat sebagai ancaman bagi raksasa Microsoft yang sangat dikenal dengan sistem operasi Windows-nya.
Begitu Linus berhasil menciptakan versi kasar dari Linux, dia memposting pesan dalam internet untuk mengenalkan sistem barunya kepada pengguna PC yang lain. Linus membuat software-nya dapat didownload secara gratis dan sebagaimana biasa dilakukan oleh sesama software developer pada saat itu, dia merilis source codenya, yang berarti bahwa semua orang yang memiliki pengetahuan tentang pemrograman komputer dapat memodifikasi Linux untuk disesuaikan dengan tujuan mereka masing-masing. Linux segera memiliki banyak pendukung yang antusias, karena mereka dapat memiliki akses ke source codenya, dan dapat menolong Linus untuk memperbaiki dan menyempurnakan software tersebut.

Mengoperasikan Linux membutuhkan kecerdasan teknik yang cukup, sebab mengoperasikannya tidak semudah menggunakan sistem operasi yang lebih populer, seperti Windows, Mac milik Apple Computer, atau OS/2 milik IBM. Namun, karena para volunteer developer memuji diri-sendiri akan kualitas kerja kerasnya, Linux menjadi cukup dikenal dengan keunggulan sebagai sistem yang efisien dan jarang sekali terjadi crash.

Linux mendapatkan kejayaannya pada akhir 1990-an ketika para kompetitor dari Microsoft mulai mengembangkan sistem operasi tersebut secara serius. Perusahan Netscape Communication, Corel, Oracle, Intel dan perusahaan-perusahaan lain mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mensuport Linux sebagai alternatif yang tidak mahal dari Windows. Saat skenario ini mulai terbentuk, pengemar Linux dan media menggambarkan Linus sebagai David yang maju melawan Raksasa, Bill Gates, salah satu pendiri dan pimpinan Microsoft.

Linus mengatakan dia tidak iri dengan kesuksesan keuangan dari Bill Gates atau Microsoft. Pada tahun 1999, diperkirakan tujuh juta komputer beroperasi dengan menggunakan Linux, masih bisa didapatkan secara percuma dan banyak perusahaan software besar mengumumkan berencana akan mendukungnya. Dalam waktu yang sama, Linus mengambil posisi di Transmeta Corp., yang dimiliki oleh salah satu pendiri yaitu Paul Allen, bekerja dalam sebuah proyek yang sangat rahasia, yang diasumsikan oleh banyak komunitas high-tech akan berkembang beberapa serangan di masa depan bagi kerajaan Microsoft.

Dari:
Linus Torvald,
http://t1nez.blogspot.com/2008/10/linus-torvald.html
Diakses pada hari: Rabu, 9 September 2009
Diedit kembali olwh: Saif Ali

8 Pemuda Genius yang Merubah Dunia

1. Larry Page dan Sergey Brin


Menemukan Google pada tahun 1998 ketika mereka baru berusia 24 tahun. Mulai di dalam garasi yang menjadi “kantor” pertama mereka, dua orang ini mengilhami ribuan anak muda untuk mencari uang online. Larry dan Sergey kemudian menciptakan perusahaan senilai satu multi milyar dollar yang mengguncangkan Internet.


2. Mark Zuckerberg


Mark Zuckerberg, mahasiswa universitas Harvard yang menemukan Facebook sebagai satu platform jaringan sosial bagi remaja di perguruan tinggi ketika dia baru berusia 19 tahun. Facebook kini merupakan situs web jaringan sosial terbesar kedua setelah MySpace. Facebook terus tumbuh hari demi hari, dengan jutaan pengguna baru yang terus mendaftar setiap bulan!


3. Steve Chen dan Chad Hurley


Para pencipta dari situs web “berbagi video online”, YouTube. Mereka mendirikan YouTube pada 2005 ketika Chad berusia 28 tahun dan Steve 27 tahun. YouTube kemudian diakuisisi oleh Google dengan nilai $1.65 milyar.


4. Jerry Yang dan David Filo


Di tahun 1995 kedua orang ini menemukan Yahoo!, mesin pencari yang merupakan saingan terdekat Google. Jerry berusia 26 tahun dan David Filo 28 tahun ketika mereka menciptakan Yahoo! Kedua orang ini sekarang mungkin lagi hangat-hangatnya dibicarakan orang-orang, setelah Microsoft meluncurkan tawaran senilai US$44.6 milyar untuk mengambil alih Yahoo!


5. Matt Mullenweg


Matt Mullenweg baru berusia 19 tahun ketika ia menciptakan platform blogging yang kini dipakai di mana-mana. Ia mendirikan platform blogging WordPress pada tahun 2005, dan sejak itu blogosphere pun mulai berevolusi. Orang-orang mulai berpindah dari MovableType dan platform lainnya ke WordPress, karena platform baru ini memang mudah dipakai dan selalu diperbaharui dan terus meningkat.


6. Tom Anderson


Menciptakan jaringan sosial #1 di dunia dengan lebih dari 100 juta pengguna, Tom Anderson mendirikan MySpace di tahun 2004 ketika ia baru berusia 23 tahun. Dia mungkin tidak sekaya Mark Zuckerberg, tapi ia tercatat sebagai pendiri dari jaringan sosial yang dipakai paling luas di Internet.


7. Blake Ross


Pada tahun 2003, Blake Ross mendirikan Mozilla ketika dia baru berusia 19 tahun. Sejak itu, Mozilla tumbuh sangat pesat, menggoda pengguna Internet untuk memakai penjelajah Firefox Mozilla mereka sendiri, yang terbukti memang lebih mudah dioperasikan dibandingkan kebanyakan aplikasi penjelajah web lainnya.


8. Pierre Omidyar


Pada tahun 1995 ketika ia baru berusia 28 tahun, Pierre Omidyar mendirikan eBay, lelangan online sedunia. Sejak itu, banyak orang-orang menghargai penemuannya, sehingga mendorong eBay menjadi platform dunia.


Dari:
8 Pemuda Luar Biasa Yang Merubah Dunia,
http://t1nez.blogspot.com/2009/03/8-pemuda-luar-biasa-yang-merubah-dunia.html
Diakses pada hari: Rabu, 9 September 2009

Thursday, July 2, 2009

Michael Jackson & Islam, Hanya Allah Yang Tahu

By: Mesin Kasir

Akhir bulan November 2008 media masa banyak memuat sang maestro pop Michael Jackson dikabarkan menjadi seorang muslim,

Michael Jackson ‘converts to Islam and changes name to Mikaeel’

Setelah melepas status sebagai pemeluk Saksi Jehovah, Michael Jackson berganti nama menjadi Mikaeel Yusuf Jackson.
Menurut koran Inggris The Sun, Jacko -nama beken Jackson- mengucapkan dua kalimat syahadat di rumah sahabatnya yang juga komposer album terlaris Thriller, Steve Porcaro, di Los Angeles dan dihadiri seorang penyanyi ternama, Yosef Islam – dulunya bernama Cat Steven sebelum masuk Islam. Dalam momen religius tersebut, Jacko duduk di lantai dengan menggunakan topi kecil berwarna hitam dan dipandu seorang imam. Kabar menghebohkan datang dari si King of Pop Michael Jackson. Penyanyi yang akrab disapa Jacko itu disebut-sebut telah memeluk agama Islam.

Jacko memeluk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di rumah temannya di Los Angeles, Amerika Serikat. Nama Jacko pun berubah menjadi Mikaeel.

“Mikaeel adalah nama salah satu malaikat dalam Islam,” ujar seorang sumber. Jacko sebenarnya sempat ditawari nama Mustafa, namun ditolaknya .

Saat mengucapkan dua kalimat syahadat, Jacko duduk di lantai dengan mengenakan topi kecil. Momen tersebut berlangsung sangat khidmat.

Jacko memutuskan masuk Islam setelah ia mendengarkan pengalaman produser dan penulis albumnya. Kedua orang tersebut meyakinkan pelantun ‘Ben’ itu, bahwa setelah menjadi muslim hidup mereka lebih baik.

Michael Jackson Menggunakan Pakaian Khas Arab

Michael Jackson Menggunakan Pakaian Khas Arab

“Seorang imam pun kemudian dipanggil dari sebuah masjid untuk menuntun Michael membaca dua kalimat syahadat,” lanjut si sumber.

Setelah memeluk Islam, Jacko dikabarkan terbang ke Mekkah.

Raja Pop – yang sebelumnya pernah disidangkan karena dituduh melakukan tindakan asusila terhadap anak di bawah umur beberapa kali – kembali disidangkan setelah Sheikh Abdullah Bin Hamad al-Khalifa, anak kedua Raja Bahrain, mengajukan tuntutan terhadap Jackson karena telah mengingkari perjanjian untuk merekam album baru dan meminjam uang sebesar $ 7 juta.

kalangan musisi, sejumlah nama juga akhirnya mengucapkan syahadat. Mereka antara lain John Coltrane (pencipta dan saksoponis jazz), Art Blakey (musisi jazz), dan tentu saja Cat Stevens (penyanyi rock Inggris). Setelah memeluk Islam, Cat Stevens pun berganti nama jadi Yusuf Islam.

Di kalangan olahraga, yang paling banyak adalah petinju dan bintang basket. Paling terkenal tentu Muhammad Ali, mantan juara dunia yang dulu bernama Cassius Clay. Setelah itu ada pula Matthew Saad Muhammad, Dwight Muhammad Qawi, Eddie Mustapha Muhammad, Chris Eubank, dan Mike Tyson.

Tyson berganti nama jadi Malik Abdul Aziz setelah masuk Nation of Islam. Dia menjadi muslim saat berada di penjara karena keterlibatan dalam kasus pemerkosaan.

Islam pula yang menyelamatkan Tyson dari sebuah rencana pembunuhan pada tahun 2000. Saat itu, namanya sudah beredar di antara orang yang akan jadi sasaran pembunuhan kelompok Cash Money Brothers.

“Kelompok ini bahkan sudah mengintai Tyson beberapa bulan kemudian dan siap menembak. Tapi, rencana pembunuhannya urung dilaksanakan karena Tyson adalah seorang Muslim,” ujar Shelby Henderson, anggota geng tersebut dalam kesaksiannya di pengadilan federal Brooklyn, Juni lalu.

Sebelum memutuskan beralih memeluk Islam, Michael Jackson ternyata telah beramal dan memberikan sumbangsih untuk dunia Islam. Dia memberikan sumbangan tak sedikit untuk pembangunan sebuah mesjid di Manama, Bahrain.

Mesjid tersebut dibangun dengan keindahan seni yang luar biasa. Mesjid itu terletak di dekat rumah Jackson yang mewah di ibukota Bahrain itu.

“Mesjid itu didesain sekaligus sebagai tempat belajar prinsip dan pelajaran Islam. Juga dibangun tempat belajar bahasa Inggris. Guru-guru dengan standar tinggi didatangkan dari Amerika Serikat di bawah supervisinya,” ujar juru bicara panitia pembangunan mesjid itu.

Pada awalnya, Jackson melakukan hal tersebut sebagai bentuk apresiasinya terhadap masyarakat Bahrain. Masyarakat setempat menyambutnya dengan baik dan memperlakukannya seakan-akan dia adalah warga negara Bahrain.

Mikaeel, begitu namanya setelah memeluk Islam, bukanlah orang pertama di keluarga besar Jackson yang berpindah agama menjadi muslim. Sebelumnya, kakaknya, Jermaine Jackson yang sudah tinggal di Bahrain, juga memeluk Islam.

Belum ada penjelasan resmi Michael Jackson masalah agama yang dianutnya ini, sampai detik detik sang maestro menghembuskan nafas terakhir. Mungkin hanya Rabb-lah yang tahu apa yang ada di hati dan di imani Jacko sampai akhir hayatnya.

Dari:

Michael Jackson Meninggal Sebagai Muslim?,

http://ruanghati.com/2009/06/26/michael-jackson-meninggal-sebagai-muslim/,

Diakses pada hari: Kamis, 2 Juli 2009 16:31pm

Sunday, June 21, 2009

Chairil Anwar - Senja di Pelabuhan Kecil

MAGELANG—Wanita tua yang kini telah berusia lebih dari 83 tahun dan tinggal di kompleks ABRI, Taman Badakan, Magelang, itu masih menyisakan garis-garis kecantikannya di wajahnya. Sekalipun harus duduk di kursi roda, ia tak pernah mengurangi aktivitasnya, termasuk kegiatan sosialnya di Rotary Club Magelang.
Ingatannya masih tajam. Ia bahkan masih fasih berbahasa Belanda, Inggris, Jawa, Sunda, Padang, Aceh, dan Banjar.
Dia adalah Sri Ajati alias Ny. R.H. Soeparsono, istri almarhum Mayor Jenderal TNI dokter R.H. Soeparsono—mantan Kepala Rumah Sakit Tentara (RST) dr. Soedjono, Magelang, yang wafat tahun 1994. Nama Sri Ajati diabadikan oleh penyair (almarhum) Chairil Anwar dalam sajaknya yang terkenal ”Senja di Pelabuhan Kecil” yang selengkapnya berbunyi:

Senja di Pelabuhan Kecil

Buat Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Dari : Deru Campur Debu (1949)

Kritkus Sastra Indonesia Dr. HB. Jassin (almarhum) menilai sajak tersebut sebagai suatu kerawanan hati, suatu kesedihan yang mendalam yang ”tidak terucapkan”. Apakah latar belakang sajak ini ?
Kata kuncinya adalah seorang gadis yang bernama Sri Ajati, seorang gadis yang tinggi semampai, warna kulitnya hitam manis, rambutnya berombak, kerling matanya, kerling matanya sejuk dan dalam. ”Tidak ada agaknya pemuda sehat yang tidak akan jatuh cinta padanya,” kata Jassin dalam bukunya ”Pengarang Indonesia dan Dunianya” (Penerbit PT.Gramedia, Jakarta 1983).
Apa yang hendak diungkapkan Chairil Anwar yang meninggal 28 April 1949 di Jakarta dengan sajaknya Senja di Pelabuhan Kecil? Tanpa kata-kata ”sedih” dan ”rawan”, hanya dengan lukisan suatu keadaan yang menimbulkan rawan itu, kita seolah-olah melihat suatu pigura dalam sajak itu.
Sebuah lukisan pemandangan di tepi laut, dengan gudang-gudang dan rumah tua. Kapal dan perahu yang berlabuh tiada bergerak. Hari gerimis menjelang malam. Terdengar kelepak elang di kejauhan. Di tengah perjalanan yang muram itu, si penyair berjalan tanpa cinta dan harapan, berjalan seorang diri sepanjang semenanjung.

Merasa Tergetar
Sri Ajati alias Ny. R.H. Soeparsono yang kini telah menjadi nenek dari 4 orang putra dan 6 orang cucu, ketika ditemui SH baru-baru ini, di Magelang menyatakan merasa tergetar dengan sajak Chairil Senja di Pelabuhan Kecil . ”Saya merasa tergetar dan sedih membaca sajak tersebut. Saya tahu kalau Chairil membuat sajak untuk saya dari cerita Mimik Sjahrir, anak angkat Bung Sjahrir (almarhum). Konon sajak itu indah sekali,” ujarnya.
Sri Ajati kenal baik dengan Chairil ketika ia bekerja sebagai penyiar radio Jepang di Jakarta tahun 1942. Sri Ajati kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 83 tahun lalu, pernah kuliah di Fakultas Sastra di Jakarta.
Ketika Jepang masuk Indonesia, semua sekolah ditutup dan ia terpaksa menganggur. ”Saya tidak mendapat kiriman uang dari orangtua yang saat itu berada di Binjai, Sumatera Utara. Untung saya dipanggil Mr.Utojo Ramelan, bapak Farida Utojo, untuk bekerja sebagai penyiar di Radio Jepang,” tambahnya.
Di sinilah, Sri Ajati mulai kenal dan sering berkumpul dengan seniman muda waktu itu, seperti Usmar Ismail, Rosihan Anwar, Gadis Rasid, Nursamsu, Zus Ratulangi, H.B.Jassin dan seniman muda Chairil Anwar.
Chairil, kata Sri Ajati, sering datang ke rumahnya di Jalan Kesehatan, Tanah Abang, Jakarta. ”Suatu hari Chairil datang ke rumah saya. Saya duduk di kursi rotan, sedang Chairil duduk di lantai sambil menceritakan bahwa ia baru mengunjungi seorang temannya bernama Sri. Sang gadis yang bernama Sri memakai daster. Sambil memegang daster yang saya pakai, Chairil berkata bahwa daster yang dipakai Sri terbuat dari sutera asli. Kebetulan daster yang saya pakai terbuat dari sutera asli. Saya tidak tahu siapa yang dimaksud dengan gadis yang bernama Sri,” katanya.
Apakah Chairil pernah menyatakan cintanya kepada Sri Ajati dengan terus terang? ”Orang mengira dengan lahirnya sajak itu seakan-akan Chairil jatuh cinta pada saya, dan seolah-olah berkata-kata langsung kepada saya. Lagian waktu itu saya sudah punya pacar, seorang calon dokter, bernama Soeparsono,” jelasnya.
Ny. R.H. Soeparsono yang pernah tampil di pentas ”Ken Arok dan Ken Dedes” karya Muhammad Yamin di Gedung Kesenian Jakarta tahun 1947, menyebut penyair pelopor angkatan ’45 ini sebagai seorang seniman komplet seratus persen.
”Dia orang yang di dalam hatinya selalu ada desakan-desakan untuk melahirkan sesuatu. Dia bukan orang atau seniman biasa. Setiap kali saya berjumpa, ciri khasnya adalah matanya merah karena kurang tidur, rambutnya berantakan, di tangan kiri atau kanan selalu membawa buku. Memang Chairil dikenal sebagai seorang yang gila dan kutu buku,” kisahnya.

Masuk Penjara
Sehabis diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka sekitar tahun ‘90-an, Ny. R.H. Soeparsono yang saat itu sedang mendampingi suaminya didekati seorang wartawan yang kebetulan tahu ”kisah khusus”-nya dengan Chairil Anwar. Wartawan itu bertanya andaikata penyair ini hidup di zaman Orde Baru, apa yang bakal terjadi?
Dengan terenyum, Ny.R. H. Soeparsono menjawab, ”Pasti dia masuk tahanan atau penjara. Chairil adalah seorang seniman yang jujur, tak tahan dan tidak bisa melihat hal-hal yang kurang baik dan kurang benar. Dia selalu berkata apa adanya.”
Istri dokter ini masih suka menyanyi, terutama lagu-lagu klasik. Rumahnya di komplek ABRI, Magelang di tahu 60-an pernah dijadikan markas seniman-seniman Magelang untuk berlatih drama.
Tidak heran kalau Sri Ajati alias Ny.RH.Soeparsono dalam usianya yang ke-83 tahun lebih masih dekat dengan seniman dan masih aktif mengikuti perkembangan kesenian di Indonesia dan dunia Internasional.
Ada kisah lucu di tahun ‘70-an. Waktu itu, rumahnya sedang dipakai oleh seniman-seniman Magelang yang tergabung dalam Teater Magelang (Tema) pimpinan Hamung Tukijan berlatih drama Mega-Mega karya almarhum Arifin.C.Noer. Dalam latihan terkadang terdengar suara keras dan teriakan-teriakan. Mendengar suara itu, salah seorang tetangganya, Ny.Roos Taher berlari-lari mendatangai rumahnya untuk melihat apa yang terjadi.
”Ketika melihat yang terjadi di rumah saya, para seniman yang sedang berlatih drama, Ny. Roos Taher hanya tersenyum, dan malah mengikuti latihan itu sampai usai,” kata Ny. R.H.Soeparsono dengan tersenyum.
Siapa Ny. Roos Taher? Ia adalah isteri Jenderal Taher, yang waktu itu menjabat Gubernur AKABRI. Dia juga seorang seniwati, yang pernah mengajar teater di IKJ.
(SH/bambang soebendo)

Sumber:

http://www.sinarharapan.co.id/hiburan/budaya/2002/05/1/bud01.html

Diakses pada hari: Senin, 22 Juni 2009 11:55am

Presiden Termiskin di Dunia

Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad saat diwawancara oleh TV Fox (USA) soal kehidupan pribadinya, "Saat Anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang Anda katakan pada diri Anda?" Beliau menjawab, "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya: Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani Bangsa Iran."

Berikut adalah sosok Ahmadinejad yang membuat orang kagum kepadanya: Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan, beliau menyumbangkan seluruh karpet istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada mesjid-mesjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

Beliau mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruangan tersebut dan meminta protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi dari kayu. Meski sederhana tetap terlihat mengesankan.

Di banyak kesempatan, beliau bercengkrama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenan.

Di bawah kepemimpinannya, saat beliau meminta menteri-menterinya datang kepadanya untuk memberikan dokumen-dokumen yang telah ditanda tanganinya berisikan arahan yang terutama sekali menekankan para menterinya untuk tetap hidup sederhana. Beliau mengawasi seluruh rekening pribadi menteri dan kerabatnya agar para menterinya dapat tetap menegakkan kepala dengan penuh kehormatan saat berakhir masa jabatannya.

Langkah pertama beliau adalah mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977; sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di daerah kumuh di Teheran; saldo rekening bank yang amat sedikit; serta satu-satunya uang masuk adalah gaji bulanannya.

Gaji beliau sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai USD 250.00.

Saat ini Sang Presiden masih tinggal di rumah sederhananya. Hanya itulah yang dimiliki seorang presiden dari sebuah negara penting dan strategis secara ekonomi dan politik yang memiliki banyak minyak dan kuat di bidang pertahanan. Beliau bahkan tidak mengambil gajinya dengan alasan bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan sang presidenlah yang bertugas menjaganya.

Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenannya ialah tas yang selalu beliau bawa tiap hari berisi sarapan: roti isi atau roti keju yang telah disiapkan sang istri dan selalu memakannya dengan gembira. Beliau juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.

Beliau mengubah kebijakan pesawat terbang kepresidenan menjadi pesawat kargo sehingga menghemat pajak masyarakat. Untuk dirinya, beliau meminta terbang dengan pesawat biasa kelas ekonomi.Kerap mengadakan rapat bersama menteri untuk memperoleh info tentang kegiatan dan efisiensi yang sudah dilakukan. Beliau memotong protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat langsung masuk istana tanpa hambatan dan prosuder yang berbelit. Beliau pun menghentikan kebiasaan upacara seperti karpet merah, sesi foto atau publikasi pribadi.

Saat menginap di hotel, beliau meminta kamar yang tidak terlalu besar tanpa tempat tidur. Beliau lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Apakah prilaku tersebut merendahkan presiden?


Sepanjang shalat Anda dapat melihat beliau tidak duduk di shaf paling depan.

Bahkan saat adzan berkumandang, beliau langsung shalat di manapun beliau berada dengan hanya beralaskan karpet biasa.

Baru-baru ini, beliau baru saja menikahkan puteranya. Tetapi, pernikahan ini layaknya pernikahan kaum buruh. Di pesta pernikahan tersebut hanya pisang, apel, dan jeruk saja. Subhanallah. Semoga Allah senantiasa melindungi dan merahmati beliau. Semoga suatu saat Indonesia pun akan memiliki presiden seperti itu. Amin.

Sumber:
www.aneh22.blogspot.com,
Diakses pada hari: Senin, 22 Juni 2009 11:50am

Koran Wifaq menyatakan bahwa foto-foto yang diambil oleh adik sang presiden tersebut dipublikasikan oleh media massa di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.

Saturday, June 20, 2009

Khalil Gibran - Love Story wa Totsuzen ni

Love Story wa Totsuzen ni = Kisah Cinta Tak Terduga

Dalam perjalanan masa muda Khalil Gibran ada beberapa hal dan peristiwa yang penuh kesedihan, yaitu: rasa cinta kepada Ibu dan keluarganya, rasa cinta kepada tanah airnya, dan hubungan cintanya dengan perempuan-perempuan yang pernah dekat dengan perasaannya, baik dengan kekasih maupun sahabat yang mengerti dirinya. Cinta romantiknya tak pernah menjadi seperti harapannya dan selalu berakhir dengan kesedihan, meski kemudian dia mencoba menjalin cinta kembali dengan beberapa wanita yang amat dekat dan mempengaruhi hidupnya. Namun, sampai akhir hidupnya ia tetap hidup sendiri. Pengalaman ini membuat tutur bahasa Gibran tentang cinta hampir semuanya bernuansa kesedihan. Beberapa perempuan yang sangat mempengaruhi Gibran di antaranya:

1. Hala Fakher
Pada liburan musim panas kedua di Bisharri, Gibran mengenal keluarga Tannous Asad Hanna Fakher yang terkemuka di masyarakatnya. Kemudian Gibran jatuh cinta terhadap putri Tannous Asad Hanna Fakher, Halla Fakher. Begitupun dengan Hala Fakher. Di sebuah hutan dekat biara Mar Sarkis adalah tempat pertemuan rahasia mereka berdua oleh karena hubungan cinta Gibran dan Hala dilarang oleh kakak Hala. Hubungan mereka kemudian berakhir dengan perpisahan yang menyedihkan. Dalam 'Sayap-Sayap Patah', Gibran mengenang Hala dengan nama Selma Karamy yang dipaksa menikah dengan keponakan seorang Uskup. 'Sayap-Sayap Patah' menetapkan Gibran sebagai seorang pembela hak asasi perempuan Pertama di Timur Tengah.
Gibran juga mengutarakan sifat temperamen masa remajanya: "tercabik oleh dua kekuatan. Kekuatan pertama mengangkatnya dan menunjukkan kepadanya keindahan eksistensi lewat mega impian; yang kedua mengikatnya pada bumi dan memenuhi matanya dengan debu serta menguasainya dengan kecemasan dan kegelapan. Dalam 'The Broken Wings', Gibran dapat meredakan sifat temperamennya ketika hubungan cintanya dimulai dengan Hala Fakher. (Bushuri dan Joe Jenkins, 2000: 51)

2. Josephine Preston Peabody
Seorang penyair wanita yang lembut dan luar biasa cantik ini berusia 24 tahun, berasal dari keluarga ningrat. Josephine-lah yang menghibur Gibran ketika Ibunya sakit dan tahun-tahun berduka Gibran ketika meninggalnya. Atas bantuannya, lukisan-lukisan Gibran memperoleh sambutan hangat dari masyarakat seni dan sekaligus menjadikannya seorang seniman. Josephine menulis puisi pendek yang diberinya judul "Hits Boyhoos" dan kemudian mengubahnya menjadi "The Prophet". Menurut banyak pengamat bahwa benih-benih agung dalam tulisan Gibran yang terakhir 'The Prophet' kemungkinan tumbuh ketika berteman dengan wanita lembut ini. (Young, 1927: 107).
Pada pameran foto Fred Holland Day di Boston Camera Club 1898, adalah pertemuan pertama kali mereka, Gibran yang waktu itu berusia 15 tahun dan Josephine berusia 24 tahun. Tiga tahun kemudian, sepulang Gibran dari Lebanon mereka semakin dekat. Bagi Josephine, hubungannya dengan pemuda Lebanon ini menggugah imajinasinya dan memberinya wawasan ke dalam wilayah pemikiran baru; sedangkan bagi Gibran, Josephine menggerakkan di dalam dirinya perasaan-perasaan kuat diilhami oleh kecantikannya dan kecemerlangan pikiran-pikiran Josephine. (Brushui dan Joe Jenkins, 2000: 60-61). Pada ulang tahun Josephine yang ke-31 hubungan mereka berakhir.

3. Mary Elizabeth Haskell
Perempuan yang menjabat sebagai seorang Kepala Sekolah di Miss Haskell's School for Girls di Malborough Street, Boston yang populer. Pembawaannya anggun dan ramah ia mengilhami murid-muridnya untuk belajar dengan baik. (Bushrui dan Joe Jenkins, 2000: 139). Bulan Desember 1910 Mary dan Gibran makin sering menghabiskan waktu bersama-sama. Sebagai guru, Mary cermat membantu Gibran menyempurnakan bahasa Inggris lisannya, dan bermalam-malam ia membaca keras-keras puisi Swinburne untuk Mary (Bushrui dan Joe Jenkins, 2000: 141). Hubungan mereka yang makin erat, dan cinta mereka satu sama lain makin besar tercermin dalam Jurnal Mary. Karena mengenali semangat yang sama dalam diri Mary pada 10 Desember 1910, Gibran mengatakan kepada Mary "andainya bisa," menikahinya, tapi Mary menolaknya. (Gibran, 1915: 23).
Mary amat penting dalam perkembangan Gibran sebagai seorang laki-laki sekaligus filsuf dengan visi penyair. Dalam sebuah kalimat ia mengungkapkan hubungan mereka: "aku tertarik kepadamu dalam suatu cara istimewa, waktu pertama kali melihatmu. Aku kenal banyak orang di Boston waktu itu, orang lain mengganggap aku menarik. Mereka senang mengajakku bercakap-cakap, karena aku tidak lazim bagi mereka. Tetapi kau benar-benar ingin mendengar apa yang ada di dalam diriku. Kau terus membuatku menggali lebih dalam." (Bushrui dan Joe Jenkins, 2000: 65).

4. May Ziadah
Dia perempuan Palestina, seorang penyair, kritikus sastra, cerdas, dan aktif. Ia banyak menulis tentang beberapa hal dalam bahasa Arab, Inggris, dan Perancis. Dalam diri May Ziadah, Gibran menemukan teman dialog yang seimbang, yang mampu memahami beban batinnya serta mampu memberikan masukan dan dorongan untuk meringankannya. Gibran banyak mencurahkan segala beban dan angannya ke dalam surat-surat kepada May, baik tentang kondisi kesehatannya, perasaan-perasaan yang dirudungnya, harapan-harapan yang memenuhi kepalanya, dan kerinduannya akan pertemuan dengan May Zaidah sendiri.
Simbol yang digunakan Gibran untuk mengungkap kedewasaan yang hakiki pada diri manusia sekarang juga mulai menjadi simbol cinta abadi kepada May. Dalam surat-suratnya dengan May, Gibran menggunakan kata "rindu" untuk mencerminkan suatu kerinduan spiritual, suatu cinta yang tidak memerlukan kata-kata untuk mengungkapkan dirinya sendiri karena merupakan himne suci yang terdengar lewat kesunyian malam. Cinta semacam itu sulit digambarkan, sekalipun melibatkan unsur Platonik dan Spiritual (Bushrui dan Joe Jenkins, 2000: 295). Gibran dan May, ditakdirkan tidak saling bertemu tetapi semakin dapat menghayati cinta itu dalam hati mereka masing-masing.

Dari:
Kisah Cinta Kahlil Gibran Bernuansa Kesedihan. Mau tau?,
http://www.wattpad.com/121511-Kisah-Cinta-Kahlil-Gibran-Bernuansa-Kesedihan-Mau-tau-?p=1
Diakses pada hari: Sabtu, 20 Juni 2009 20:50pm
Gambar:
Josephine: http://isites.harvard.edu/fs/docs/icb.topic563112.files/Harvard%20Poet%Images/peabody_josephine.jpg
May Ziadah:
http://www.proud2blebanese.com/pics-lg/613.jpg
Khalil Gibran:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kahlil_Gibran



Diolah Dari Buku Berjudul: Filsafat Kahlil Gibran - Humanisme Teistik. Drs. Miftahul Munir, M. Hum. Penerbit Paradigma, Yogjakarta. Cetakan 1, 2005.

Muhammad Adam Hussein Adamssein
Mahasiswa Guru PPKn
Semester II
STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di Sukabumi.

Thursday, June 4, 2009

Carradine Found Hanged in Thai

Please read also English Version on the below passage:

BANGKOK/LOS ANGELES (Reuters) – Aktor David Carradine, bintang pertunjukan “Kung Fu” Amerika tahun 1970-an, ditemukan telanjang dan tewas tergantung dengan seutas tali di toilet di kamar mewahnya di Hotel Bangkok hari kamis (5 Juni 2009, penj.), ujar Polisi Thailand.

Tidak ditemukan tanda-tanda adanya orang lain di kamar tersebut dan mayat aktor berumur 72 tahun itupun kemudian dikirim ke sebuah rumah sakit untuk di-otopsi, kata polisi. Hasil otopsi diperkirakan keluar hari Jum’at (6 Juni 2009, penj.).

“Dia ditemukan tergantung dengan seutas tali di toilet kamarnya,” Letnan Kolonel Pirom Jantrapirom dari Kepolisian Lumpini di Bangkok mengatakan kepada Reuters.

Carradine, berasal dari keluarga pemain sandiwara dan merupakan anak tertua dari aktor watak John Carradine, memiliki karir yang panjang di dunia siaran, televisi, dan film seperti menjadi Sutradara di film Quentin Tarantino “Kill Bill: Vol. 1 dan “Kill Bill: Vol. 2.

Perwakilan Manager di Los Angeles mengatakan bahwa sang aktor berada di Thailand untuk membuat film yang berjudul “Stretch,” dan sementara beberapa media berspekulasi bahwa kematiannya mungkin akibat bunuh diri, seorang juru bicara mengatakan baik mereka maupun keluarganya tidak percaya Carradine mampu membunuh dirinya sendiri.

Keluarganya amat terguncang,” kata Tiffany Smith dari management perusahaan Carradine, Binder & Associates. “Mereka juga sama-sama percaya akan hal itu seperti kami. Tidak mungkin David bunuh diri.

Smith menyatakan sedang menunggu berita selanjutnya dari laporan polisi.

Dalam otobiografinya tahun 1995 “Endless Highway,” Carradine menulis bahwa dia pernah mencoba bunuh diri saat berumur 5 tahun.

Buku tersebut juga menggambarkan dia menggunakan obat, dari LSD hingga kokain, dan diakhiri dengan sebuah catatan usahanya di pertengahan 1990-an untuk hidup sehat dengan mengikuti kelompok pendukung alkoholik.

FANS BERAT

Belasungkawa datang dari selebritis Hollywood dan para penggemarnya memberikan komentarnya di website, www.david-carradine.com.

Martin Scorsese, yang menyutradarai Carradine di film tahun 1972 “Boxcar Bertha,” menyebut Carradine “seorang kolaborator ulung, aktor berbakat yang unik, dan mempunyai semangat luar biasa.”
Seorang poster (orang yang memberi komentar di website, penj.) pada website Carradine menulis, “Betapa menyedihkannya hari ini bagi mereka semua yang tumbuh dengan menonton film David Carradine.” Yang lainnya berkata RIP Grasshopper (Rest in Peace Grasshoper, penj.) – panggilan karakter “Kung Fu” Kwai Chang Caine, Rahib Pengembara di Barat Lama Amerika yang menjadi tokoh ikon pada TV Amerika di tahun 1970-an.
Aktor yang terlahir dengan nama John Arthur Carradine pada 8 Desember 1936, di Los Angeles dan sekolah di Universitas Negara Bagian San Francisco, tempat di mana dia belajar teori musik dan komposisi.

Saat menulis musik untuk sandiwara modern tahunan bagian drama, dia menemukan kegemarannya untuk pementasan, bergabung dengan perkumpulan sandiwara Shakespeare.
Setelah bekerja pada siaran “The Deputy” dan “The Royal Hunt of the Sun” berhadapan dengan Christopher Plummer, Carradine menyiarkan acara di peta Hollywood di tahun 1960-an di TV Barat seperti “Wagon Train” dan The Virginian” juga membintangi perannya dalam versi TV film barat-nya yang sukses “Shane.”

Tetapi perannya-lah dalam “Kung Fu” yang membuat popularitasnya semakin besar. Serial tersebut mengudara pada TV Amerika mulai tahun 1972 dan tiba-tiba mendapatkan fans beratnya melalui peran Caine, yaitu dari kalangan ahli bela diri di sebagian Asia dan pelajar hidupnya.

Serial tersebut menelurkan sebuah film dan bagian lainnya yang banyak. Secara keseluruhan, penghargaan bagi Carradine masuk lebih dari 200 perannya dal m film, TV, Video dan DVD menjangkau hampir lima decade.

Perannya sebagai Caine membuatnya memperoleh nominasi Emmy, penghargaan tertinggi TV Amerika, dan perannya sebagai Bill yang kejam dalam “Kill Bill: Vol. 2” membuatnya memenangkan nominasi Golden Globe yang keempat. Dia juga mendapat sambutan kritis untuk penyanyi lagu rakyat yang dibawakannya Woody Guthrie dalam film nominasi Oscar tahun 1976 “Bound for Glory.”

Carradine menikah lima kali dan memiliki dua anak perempuan dari pernikahan-pernikahan sebelumnya. Istri terakhirnya Annie Bierman, dinikahinya tahun 2004. saudaranya-saudaranya, yang juga menjadi aktor seperti Keith Carradine.

"Kung Fu" actor Carradine found hanged in Thai hotel (Reuters)


BANGKOK/LOS ANGELES (Reuters) - Actor David Carradine, star of the 1970s U.S. television show "Kung Fu," was found naked and hanging dead from a rope in the closet of his luxury Bangkok hotel room Thursday, Thai police said.
No signs were found of other people in the room and the body of the 72-year-old actor was sent to a hospital for an autopsy, police said. Results are expected on Friday.
"He was found hanging by a rope in the room's closet," Lieutenant Colonel Pirom Jantrapirom of the Lumpini police station in Bangkok told Reuters.
Carradine, from a family of performers and the eldest son of character actor John Carradine, enjoyed a long career on Broadway, television and in movies such as director Quentin Tarantino's Kill Bill: Vol. 1" and Kill Bill: Vol. 2.

Representatives for his Los Angeles-based talent manager said the actor was in Thailand to shoot a film called "Stretch," and while several media reports speculated his death may have been a suicide, a spokeswoman said neither they nor his family believed Carradine was capable of killing himself.

"His family is in shock," said Tiffany Smith of Carradine's management firm, Binder & Associates. "They have the same belief we have. There was no way David did this to himself."

Smith declined further comment pending the police report.

In his 1995 autobiography "Endless Highway," Carradine wrote that he tried to kill himself when he was 5 years-old.

The book also described his extensive drug use, ranging from LSD to cocaine, and ended with a chronicle of his efforts in the mid-1990s to get sober by attending a support group for alcoholics.

FAN ANGUISH

Condolences came pouring in from Hollywood celebrities and fans posting comments on his website, www.david-carradine.com.

Martin Scorsese, who directed Carradine in 1972's "Boxcar Bertha," called Carradine "a great collaborator, a uniquely talented actor, and a wonderful spirit."
One poster on Carradine's website wrote, "What a sad day it is for all who grew up watching David Carradine." Another said "RIP Grasshopper" -- the nickname of his "Kung Fu" character Kwai Chang Caine, a wandering monk in America's Old West who became an iconic figure of U.S. TV in the 1970s.

The actor was born John Arthur Carradine on December 8, 1936, in Los Angeles and was educated at San Francisco State University, where he studied music theory and composition.

While writing music for the drama department's annual revues, he discovered his own passion for the stage, joining a Shakespearean repertory company.

After working on Broadway in "The Deputy" and "The Royal Hunt of the Sun" opposite Christopher Plummer, Carradine earned a spot on Hollywood's map in the 1960s in TV westerns such as "Wagon Train" and "The Virginian" as well as his starring role in a TV version of the hit western movie "Shane."

But it was his role in "Kung Fu" that earned the actor his greatest fame. The series aired on U.S. television starting in 1972 and immediately won a large fan base for Carradine as Caine, a half-Asian martial arts expert and student of life.

The show spawned a movie and numerous other offshoots. Overall, Carradine's credits include more than 200 roles in movies, TV, video and DVD spanning nearly five decades.

His role as Caine earned him a nomination for an Emmy, U.S. TV's highest honor, and his turn as the villainous Bill in "Kill Bill: Vol. 2" led to his fourth Golden Globe nomination. He also won critical acclaim for portraying folk singer Woody Guthrie in the Oscar-nominated 1976 film "Bound for Glory."
Carradine was married five times and had two daughters from previous marriages. His latest wife was Annie Bierman, whom he married in 2004. His brothers include actor Keith Carradine.

(Additional reporting by Laura Isensee and Alex Dobuzinskis in Los Angeles; editing by Todd Eastham)

Source:
“Kung Fu” Actor Carradine found hanged in Thai Hotel (Reuters),
http://movies.yahoo.com/news/movies.reuters.com/quotkung-fuquot-actor-carradine-found-hanged-thai-hotel-reuters,
Accessed on Friday, June 5, 2009 11:06am,
Translated by Saif Ali.

Saturday, May 30, 2009

Menghujat Shah Rukh Khan

Sebutlah nama Shah Rukh Khan. Niscaya semua penggemar film India di pelosok desa terpencil sekalipun, utamanya kalangan remaja puteri, akan sumringah – kalau tidak berteriak histeris. Aktor kelahiran New Delhi, 2 November 1965, ini sudah menjadi ikon yang melegenda di benak setiap pecintanya, layaknya ayam goreng McDonald atawa minuman ringan Coca Cola. Di Indonesia, namanya mengorbit lewat film Kuch Kuch Hota Hai (1998) yang membuat jutaan remaja puteri dan kaum ibu menitikkan air mata. Padahal sebelum itu, ia telah mencetak sejumlah film laris, seperti Dilwale Dulhaniya Le Jayenge (1995) dan Dil To Pagal Hai (1997).

Dan sejak itu pula, sekecil apapun dari setiap sisi kehidupan Shah Rukh Khan, bagaikan tak terahasiakan. Para pengagumnya hapal betul setiap detil kisah masa kecil Shah Rukh, kenakalan, kejenakaan dan kepintarannya semasa remaja di sekolah, dan terutama suka duka kisah cintanya dengan wanita yang kini diperisterikannya, Gauri Chibber Khan. Laiknya alur cerita dalam film-film love story India, jalinan kasih Shah Rukh dengan Gauri selama lebih enam tahun mengalir dalam perjalanan yang penuh gelombang, lantaran ditentang keras orang tua sang Juliet yang beragama Hindu. Namun karena ketabahan dan keseriusan sang Romeo, kisah asmara mereka berujung happy ending di pelaminan (1991), dengan dua anak – Aryan dan Suhana, yang kian mengukuhkan cinta mereka.

Shah Rukh dilahirkan dari keluarga kelas menengah. Ayahnya, Taj Khan, adalah seorang pengacara yang juga memiliki sejumlah usaha. Ibunya adalah pekerja sosial yang bergelar master dari Oxford University – sebuah pencapaian gelar akademis dan karir yang jarang digapai seorang wanita muslim India saat itu.

Shah Rukh sendiri mengenyam pendidikan yang lumayan. Selepas dari SMU St. Columbia, ia kuliah bidang manajemen bisnis di Hansraj College, lalu mengambil magister bidang komunikasi massa di Jamiyya Miliyya Islamiyya, New Delhi. Di sekolah ia terkenal badung, sehingga membuat para guru menjulukinya “setan kecil”. Namun ia memiliki sense of humor yang tinggi, dan otaknya sangat brilian. Itulah yang menyebabkan gurunya kerap tersenyum, dan melupakan kebengalannya.
Sering, jika ada guru baru, Shah Rukh berpura-pura mengidap penyakit ayan. Kawan-kawan yang sudah memaklumi kebengalannya, menanggalkan sepatu Shah Rukh, dan ia pun berjalan telanjang kaki sambil menggoyang-goyangkan pantat. Namun ia sangat hormat dan patuh pada Eric D’Souza, guru bertubuh pendek yang mengajarinya segala jenis permainan, dan banyak hal tentang kehidupan. Eric adalah perokok berat, dan Shah Rukh kerap mengingatkannya bahwa hanya manusia lemah yang punya kebiasaan merokok. Namun kini Shah Rukh pun melakukannya.

Sejak kecil sebetulnya Shah Rukh telah menyukai seni peran, dan pernah tampil dalam teater produksi Ram Leela, berperan sebagai monyet. Namun setamat kuliah, ia malah mendirikan restoran di Darya Ganj, menemani kakak perempuannya, Shehnaz Lalarukh, yang bekerja sebagai psikiater. Maklumlah, sejak kedua orangtuanya meninggal karena kanker, Shehnaz adalah kawan hidup terdekatnya – selain Gauri. Begitupun, ia tetap menggeluti hobi seni perannya, dengan bergabung pada sebuah kelompok teater Barry John.

Dan hasrat aktingnya mulai tersalur sejak kepindahannya ke Bombai (1989), kota yang menjadi pusat industri perfilman India, Bollywood. Awalnya ia berperan dalam film serial televisi, Fauji, dan Circus. Penampilannya di layar lebar bermula setelah ia menandatangani kontrak tiga film sekaligus, Raju Ban Gaya Gentleman, Dil Ashna Hai dan Chamatkar. Namun lewat film Deewana-lah Shah Rukh mania mulai mewabah di seantero India. Lebih lagi setelah bermain dalam Dil To Pagal Hai dan Kuch Kuch Hota Hai.

Kini sudah puluhan film yang diperaninya, yang melambungkannya menjadi bintang dengan bayaran termahal di India. Kebanyakan karakter yang diperankannya adalah sebagai tokoh remaja badung, kocak dan romantis. Dan meski tubuhnya tak kekar benar, Shah Rukh pun kebagian peran jagoan dalam sejumlah film laga.

Belakangan Shah Rukh enggan cuma bermain sebagai tokoh remaja. Ia pun mencari peran lain, misalnya sebagai guru musik dalam Mohabbatein, ksatria dalam Asoka The Great, gelandangan dalam Shakti dan pemabuk dalam Devdas. Film terakhir inilah pada Oktober lalu secara resmi terpilih mewakili India dalam perebutan Piala Oscar 2003 untuk kategori film asing.

Tuhan dan Ibu

Seperti tercermin dalam film-film India, Shah Rukh adalah anak yang sangat ta’zim dan patuh pada sosok ibunya. Dalam belaian kasih sayang sang bunda ia menjalani masa kecil dan remajanya, memenuhi setiap dahaga keilmuan dan spiritualitasnya. Ibu adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupnya kemudian.

Ketika ayahnya meninggal (1981), ibunyalah yang kemudian tampil melanjutkan perusahaannya, tanpa meninggalkan perannya sebagai pekerja sosial. Ia bekerja keras siang malam, dan Shah Rukh mengakui bahwa ibunyalah yang mengajarkan etos work holism. Ibunya tak pernah bilang “tidak”. Ketika Shah Rukh ingin melanjutkan kuliah magister, bermain film, dan bahkan meminta mobil, ibunya tak melarang.

Itulah yang membuat Shah Rukh shock, menangis tersedu-sedu, dan merasakan kiamat, saat ibunya meninggal dalam pangkuannya. Inilah momentum hidupnya yang paling menyakitkan. “Waktu ibuku sekarat itulah pertama kalinya aku berdoa. Sebelumnya, meskipun keluargaku muslim, aku jarang shalat. Namun saat itu aku berdoa sangat khusyu. Tapi ibuku tetap saja dipanggil-Nya,” kata Shah Rukh seperti diungkap dalam autobiograpi kecilnya.

Menurut Shah Rukh, ibunya adalah sahabat sejati, yang mengajarinya nilai-nilai dasar dan filosofi hidup. Ibunya mengajari bahwa kehidupan tidaklah permanen, termasuk dirinya. Ibunya sangat mensyukuri setiap rejeki yang diperoleh, namun tak pernah mengeluh kala berkah itu raib. “Kematian ibu membuatku sadar, bahwa apapun – ketenaran, uang atau orang-orang yang dikasihi, suatu saat akan pergi dariku. Awalnya memang aku benar-benar takut, dan sangat merajuk kepada Tuhan, tolong jangan ambil ibuku,” ungkap Shah Rukh.

Menurut Shah Rukh, sang ibu adalah perantara sekaligus sosok Tuhan di bumi. “Sebab tak ada sesuatu di dunia ini yang kuinginkan tak terkabulkan. Dan itu sangat kusyukuri,” ujarnya. Begitu pula ketika ia mengabarinya ingin menikahi Gauri, ibunya sama sekali tak bertanya, misalnya, “Apakah calon isterimu muslim atau China?” Padahal ibunya tahu bahwa Gauri beragama Hindu.

Dan kini, boleh jadi, ajaran ibunyalah yang membuat Shah Rukh bersikap positif dalam memandang keberagamaan manusia yang majemuk, yang tak menghalanginya untuk melangsungkan pernikahan antaragama. Itu pula yang mungkin membuatnya tak keberatan memerankan sejumlah tokoh heroik Hindu dalam sejumlah filmnya. Karena, baginya, agama apapun menganjurkan kebaikan, penegakan keadilan, dan kasih sayang – seperti kasih sayang ibunya.

Maka, ketika muncul tudingan bahwa agama berada di balik berbagai aksi terorisme, Shah Rukh tersinggug berat. Asal tahu saja, Shah Rukh kebetulan berada di New York ketika menara kembar World Trade Center ambruk dihantam dua pesawat bajakan, 11 September 2001. Dan ia bisa merasakan jeritan para korban dan keluarga yang ditinggalkan akibat tragedi itu.

“Tapi yang lebih menyakitkanku adalah cara Amerika Serikat menuduh pelakunya dengan membawa-bawa sentimen agama. Koran The New York Time esoknya menulis headline dengan ungkapan yang sangat provokatif: ‘Bunuhlah Bajingan!’ Tentu warga Amerika sangat trauma dengan tragedi itu, tapi yang lebih menakutkanku adalah tindakan menyamakan terorisme dengan Islam,” kata Shah Rukh dalam sebuah wawancara dengan Planet Bollywood Online.

Menghujat Shah Rukh

Itulah Shah Rukh, yang kini kian digilai anak-anak muda di seantero Asia, dan bahkan mungkin dunia. Tapi bukan berarti lelaki pengagum Napoleon Bonaparte dan Jengiz Khan ini lolos dari hujatan. Sejumlah ulama di Malaysia, misalnya, menuntut penghentian penayangan film-film Shah Rukh dan film lain yang diperankan aktor muslim India, di negeri Jiran, lantaran dianggap membawa pengaruh buruk.

Setidaknya terdapat tiga “kesalahan” Shah Rukh. Pertama, ia mengawini Gauri yang Hindu, dengan pesta ritual pernikahan Hindu pula. Kedua, ia kerap memerankan tokoh Hindu yang menampilkan adegan menyembah berhala. Ketiga, Shah Rukh juga pernah mengenakan rantai berlambang salib dalam adegan upacara keagamaan.

Para ulama dari lima ormas Islam di Hyderabad, India – Jamia Nizamia, Darul Ulum Sabil as-Salam, Darul Ulum Hyderabad, Darul Ulum Rahmania dan al-Ma’had al-‘Ali al-Islami, bahkan mengeluarkan fatwa yang melarang aktor muslim memerankan adegan ritual agama lain. Fatwa itu dilansir sebagai jawaban atas pertanyaan dari editor mingguan muslim, Gawah, Syed Fadil Hussein Parvez. Bahkan ulama dari al-Ma’had al-‘Ali al-Islami menganggap bahwa memerankan adegan tadi karena tuntutan profesional, atau keterpaksaan ekonomi, lebih berdosa lagi. Para aktor muslim yang telah melakukannya, menurut para ulama, harus bertobat, kembali bersyahadat dan tak mengulangi kesalahannya.

Fatwa itu terutama ditujukan kepada aktor muslim yang telah memerankan tokoh Hindu, atau adegan-adegan ritual Hindu, seperti Shah Rukh Khan, Saif Ali Khan, Aamir Khan dan Salman Khan. “Aktor seperti Shah Rukh Khan cuma namanya saja muslim. Islam melarang mengkonsumsi minuman keras, Shah Rukh malah menganjurkannya dalam sebuah iklan produk minuman keras,” kata Parvez dalam sebuah wawancara dengan Asian Age.

Shah Rukh sendiri tak merespon fatwa para ulama tersebut. Sedangkan Saif Ali Khan berujar, “Agama tak menjaminku mendapatkan uang untuk bertahan hidup. Aku sendiri berakting sebagai tuntutan profesi. Jika agama berperan penting, orang-orang yang merasa bertanggungjawab atas komunitas agamaku tentu harus mengucurkan dana bantuan untuk menghidupi kami. Aku tak bisa dinyatakan bersalah melanggar hukum hanya karena mencari sesuap nasi dengan berakting. Begitu pun aku tetap hormat dan menyembah Allah.” Wallahu a’lam.

Muna Galbia Maulida
Insani-9, Januari 2003

Dari:

Shah Rukh Khan dan Fatwa Ulama,

http://gebi.blogspot.com/2004/10/shah-rukh-khan-dan-fatwa-ulama.html,

Diakses pada hari: Sabtu, 30 Mei 2009 17:25pm.